Terima Kasih Atas Kunjungannya

Jumat, 05 Februari 2010

Biografi Herodes, Pemimpi Bukan Pemimpin Edisi 1

Teduh, damai, harmoni, gembira. Itulah kata-kata kunci yang dapat menggambarkan suasana Natal. Elisabet, Maria, Majus, gembala, Hana, dan Simeon menyambut kelahiran Kristus dengan sukacita. Namun dari kacamata rezim yang berkuasa, Natal adalah ancaman yang merongrong kekuasaan. Natal adalah peristiwa subversif.
***
Sudah lama bangsa Israel mendambakan sosok raja yang diurapi Allah, yang akan memerintah dengan adil dan membebaskan mereka dari penjajah. Allah menjanjikan sosok ini berasal keturunan Daud. Berdasarkan kriteria ini, maka Herodes yang saat itu memerintah jelas tidak memenuhi syarat sebagai raja Israel. Herodes bukan keturunan Daud. Dia bahkan bukan keturunan Yahudi. Dia adalah putera Antipater, orang Edom yang menikah dengan ratu puteri asal Arab Kypros. Itu sebabnya, bangsa Israel diam-diam berharap kedatangan Mesias yang akan menggulingkan Herodes. Herodes pasti mengetahui tentang pengharapan atas kedatangan Mesias ini karena sejak kecil dia dididik di tempat kediaman Imam Agung Yohanes Hirkanus II. Dia
Lika-liku laku Herodes dalam menggaet kekuasaan dan mempertahankannya menggenapi adagium klasik: "Tidak ada musuh abadi dalam politik. Yang ada adalah kepentingan." Karier politiknya dibukakan jalan oleh ayahnya yang pandai mengambil hati Kaisar. Ayahnya berhasil meyakinkan sang Kaisar untuk menempatkan Herodes sebagai penguasa di Galelia.
Pada tahun 43 SM, timbul huru-hara yang dipicu oleh upaya pembunuhan terhadap kaisar. Antipater, ayah Herodes, salah satu pihak yang diduga mendanai operasi ini. Antipater kemudian mati karena diracun. Setelah Kaisar meninggal, Herodes memihak pada Markus Antonius.
Tahun 40 SM, tahta Herodes direbut oleh Antigonus. Herodes melarikan diri ke Roma, yang kemudian ditetapkan oleh senat Roma sebagai raja atas Yudea. Setelah penetapan ini, Herodes lalu pergi ke kuil Yupiter untuk mempersembahkan korban syukur. Sikapnya yang oportunis ini menyebabkan Sanhedrin tidak memberikan kepercayaan penuh kepadanya. Herodes kembali ke Yerusalem untuk merebut takhtanya kembali. Demi memuluskan upayanya, dia memperistri kemenakan Antigonus, bernama Mariam, yang masih remaja. Mariam berasal dari wangsa Hasmon yang cukup terkenal di kalangan bangsa Yahudi. Herodes melakukan ini dalam rangka mengambil hati orang Yahudi. Padahal saat itu, Herodes sudah menikah dengan Doris dan memiliki anak laki-laki berumur tiga tahun. Supaya bisa menikah dengan Mariam, maka Herodes tega mengusir anak dan istrinya
Setelah berperang selama tiga tahun, Herodes berhasil menundukkan Antigonus. Lalu memenggal kepalanya. Pada awal kekuasannya periode kedua ini, Herodes melakukan "pembersihan" terhadap lawan-lawan politiknya dari wangsa Hasmon. Mula-mula dia mengeksekusi Hirkanus, kakek Mariam. Setelah itu menghukum mati Aristobulus, adik iparnya. Padahal sebelumnya, Herodes mengangkat remaja berusia 17 tahun ini sebagai Imam Agung. Namun Herodes memerintahkan bawahannya supaya menenggelamkan Aristobulus sampai mati. Kesalahan Aristobulus adalah karena "dia sangat populer."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar